Kuhasut bising dengan pena lusuh
yang tergeletak di atas meja.
Kau memanggilku, dengan seikat
ilalang layu di tanganmu
Aku tak mendengar suaramu,
Sebab terlalu sibuk menatap pembakar dengan lidi hangus itu
Sekarang dia menuduhku!
Seolah pembuat sekam di belakang
rumah adalah ulah jari-jariku
Kulewati saja ubin-ubin yang terbentang dibawah kakiku, lurus ke arah pintu
Kuhampiri engkau, dengan sorot matanya yang menjuru kearahku
Aku berbalik ke arahnya, dia bungkam.
Rupanya, sesuatu ia sembunyikan di balik sekam
Terserta pula pemantik api terbuang di teras rumah.
Kepadanya, kulempar penaku
Tapi acuh buru-buru menyerbu
Di balik sekam itu,
Kertas-kertasku membisu.
~
Pekalongan, 15 April 2017
0 komentar:
Posting Komentar