Yaps, Gedung Tua atau GT
Source : Google |
Gedung bertuliskan ‘1850’ ini adalah saksi perjuangan kemerdekan Pekalongan. Sebelum digunakan sebagai kantor residen yang bersebelahan dengan markas Jepang, gedung ini juga menyimpan sejarah lain. Kantor pusat industri gula Jawa Tengah pernah berpusat di sini.
Pekalongan Pusat Industri Gula
Ada salah satu literatur berbahasa Inggris yang bercerita tentang fakta bahwa Pekalongan adalah pusat industri gula Jawa Tengah yang penting. Kebun luas, pabrik pengolahan canggih, dan transportasi maju seperti jalur kereta sudah masuk ke wilayah Pekalongan bagian dalam. Wonopringgo adalah pusat untuk Pekalongan, sedangkan pusat untuk Jawa Tengah adalah di Kota Pekalongan.
Gedung yang terletak di Jalan Pemuda Kota Pekalongan inilah adalah saksinya. Gedung ini sangat megah berdesain art deco khas Belanda. Tahun pembuatan tertulis tegas di puncak bagian depan. 1850 kala itu, jadi saat ini (2018) usianya sudah 168 tahun.
Kantor Residen
Pembangunan gedung ini digagas oleh Residen J.Van Der Eb atas dasar perintah dari Gubernur Hindia-Belanda Jan Jacob Rochussen. Saat itu, Pemerintah Gubernur Hindia-Belanda memandang agar membuat pusat pemerintahan guna mengamankan kebijakan dan hasil perkebunan yang mampu menyumbang devisa kerajaan Belanda.
Wilayah Residen Pekalongan sendiri meliputi Pekalongan, Batang, Pemalang, Tegal, hingga Brebes. Semua plat ‘G’ masuk dalam residen Pekalongan. Kantor pusat residen Pekalongan saat itu adalah di gedung ‘1850’ ini. Hingga masa pendudukan Jepang, kantor residen berjaya dan menjadi bangunan penting di jantung kota Pekalongan.
Peristiwa 3 Oktober 1945
Pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamator mengumandangkan teks proklamasi. Bendera merah putih berkibar di lapangan Banteng dengan backsound lagu Indonesia Raya. 17 Agustus 1945 di Pekalongan masih sepi-sepi saja. Beberapa hari kemudian, kata ‘proklamasi’ mulai menjadi desas-desus di kalangan masyarakat.
Jepang beranggapan bahwa kekuasaan status quo harus tetap dipertahankan di wilayah Pekalongan. Siang hari tanggal 2 Oktober 1945 para tokoh bermusyawarah di gedung ‘1850’ yang saat itu menjadi rumah residen. Hasil musyawarah itu, keesokan harinya mereka akan mengadakan pertemuan dengan Jepang di markas yang berada di samping ‘1850’. Markas Jepang yang dimaksud saat ini sudah berubah menjadi Masjid Syuhada.
Pagi hari tanggal
3 Oktober 1945, delegasi Indonesia berjalan kaki dari rumah residen gedung 1850 ke markas Jepang. Masyarakat Pekalongan sudah menunggu dan berkerumun di sekitar markas. Senjata bambu runcing juga sudah ada di tangan mereka.
Perundingan berlangsung ketat dan alot hingga tiba-tiba terdengar suara tembakan. Suara yang kelak diklaim berasal dari senjata tentara Jepang. Masyarakat tak ayal menjadi sasaran utama mereka. Banyak yang menjadi korban saat itu. Kesepakatan tak berujung, pertempuran meletus, bendera merah putih dikibarkan deengan paksa oleh dua orang pemuda di atas markas Jepang.
Kini, gedung bersejarah yang terdiri dari 4 bagian itu telah menjadi bangunan tua. Meski begitu, gedung ini sering dijadikan sebagai tempat hunting foto oleh kalangan anak muda.
Source :
http://www.innnayah.com/2016/05/Gedung-tua-kota-pekalongan-monumen-kemerdekaan.html
https://www.cintapekalongan.com/sejarah-gedung-kantor-residen-pekalongan/
(Dengan Penyesuaian)
Mau coba selfie disana?
Silahkan saja..
0 komentar:
Posting Komentar