Hello, Guys..Bagaimana kabar kalian?
Wah, makasih banget nih udah kunjungin blog kita.
Nah, kali ini, kita bakal ngasih tau info buat kalian yang belum tahu gimana sejarah nama Kota Pekalongan yang kita cintai ini.
Penasaran nggak? Kepo?
Yuk cuss baca sampe terakhir yups..Selamat membaca..
Pekalongan Kuno
Tak banyak orang tahu bahwa Kota Pekalongan yang padaa 1 April 2018 nanti genap berusia 112 tahun, ternyata pada lebih dari 1500 tahun lalu masih berupa lautan. Menurut perkembangan geomorfologi, yang disebut Pekalongan itu dahulu terletak pada gugusan pantai kuno.
Persisnya, berada didaerah pegunungan selatan yang meliputi desa-desa di pedalaman.
Desa-desa kuno yang berada di pedalaman tersebut dinamakan Wanua, Sima atau Swatantra. Peta pantai kuno pada sekitar seribu lima ratus tahun lalu, menyebutkan nama-nama seperti Kajen, Petungkriyono, Linggo Asri, Doro, Wonopringgo dan sebagainya.
Letaknya sekitar daerah Doro dan Bandar.
Pada saat itu kedalamaan pantai kuno di Pekalongan itu, bahkaan sampai sekarang, masih sekitar 150 meter. Kedalaman dua pantai kuno di daerah Doro dan Bandar tersebut memungkinkan kapal - kapal jung atau cadik, seperti yang digambarkan pada relief Candi Borobudur, dapat berlabuh. Hal ini membuat laut Jawa, khususnya di wilayah Pekalongan Kuno, ramai dengan arus lalu lintas perdagangan, baik dari Cina, India, Melayu maupun Arab yang sengaja mencari rempah-rempah dan bermukim di Pulau Jawa.
Berdasarkan sumber sejarah klasik abad VII-VIII M, kedua wilayah Pekalongan kuno tersebut berada di bawah kekuasaan pemerintahan raja-raja keturunan Sanjaya dan Syailendra. Sistem kemasyarakatan yang berlaku mengikuti struktur kemasyarakatan Jawa pada masa Mataram Hindu.
Pada masa Mataram Kuno nama Pekalongan, konon menurut ejaan Cina (bahasa Cina Kuno) sebagai Poe-Chua-Lung. Pada tahun 1178 M, di dalam naskah Wai-Tai-Ta, Cou-Ju-Kua menyebutkan bahwa Chepo (Jawa) disebut juga sebagai Poe-Chua-Lung. Dengan demikian , sesuai dengan Sinologi dan perkembangan bahasa, para ahli sepakat mengatakan bahwa Poe-Chua-Lung sama dengan Pekalongan.
Phoe-Chua-Lung merupakan nama yang diberikan kepada sebuah daerah pelabuhan di pantai utara Jawa pada masa Dinasti Tsung.
Pekalongan Baru
Wilayah Kota Pekalongan yang sekarang ada karena proses sedimentasi (pengendapan laut) selama ratusan tahun, lalu terciptalah daratan di wilayah utara dan menjadi kawasan pemukiman baru. Pada abad 14 M datanglah para urban dan migran dari berbagai dareah, bahkan dari berbagai nagara.
Dan pada abad itu pula kekuasaan pemerintahan Islam Demak mulai memekarkan kakuasaannya dan berhasil menjangkau sebagian wilayah pantai utara. Hal ini menyebabkan pelabuhan-pelabuhan di pantai utara lambat laun berubah menjadi kota pemukiman.
Demikian pula terhadap Pekalongan Baru yang telah mengalami pertumbuhan. Zona pemukiman berada di sekitar muara Sungai Kupang atau Sungai Loji, letaknya di sekitar Kampung Sampangan dan Kampung Arab. kemudian kedua kelompok etnis ini membangun pusat perdagangan di sekitar wilayah tersebut, yang saat itu memang belum ada pimpinan daerahnya.
pada masa berikutnya, yakni tahun 1439 M, ketika LAksamana Chengho dari Dinasti Ming singgah di Pekalongan, dia menyebut nama Poe-Chua-Lung atau Pekalongan menjadi Wu-Chueh yang artinya Pulau yang Indah. Lalu, ketika kesultanan Cireon berkuasa di wilayah ini, diangkatlah seorang Kepala Bandar Pelabuhan menjadi Kepala Daerah dengan nama Wu-Hang.
Kemudian ketika Sultan Agung berkukasa, Raja Mataram terbesar abad 17 M ini segera mengangkat Kyai Adipati Mandudareja di KOta Gede sebagai Bupati Pekalongan. Sejak saat itu Pekalongan menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Mataram hingga masa pemerintahan kolonial.
Source :
Pekalongan Inspirasi Indonesia
Pekalongan Inspirasi Indonesia
(dengan penyesuaian)
😍wah.. jadi tau...
BalasHapus